1.
Nicollo Machiavelli (1469-1527) : Siasat
berpolitik Praktis
Nicollo Machiavelli berasal dari Florence, Italia.
Meskipun belum mengenal istilah ideologi,Machiavelli adalah orang pertama yang
secara langsung membhasa fenomena ideologi. Ia
mengamati dan membahas secara mendalam mengenai praktik-praktik politik yang dilakukan oleh para Pangeran. Salah satu hasil pengamatan iru tampak dalam bukunya yang terkenal berjudul II Principe. Buku tersebut telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, dengan judul “Sang penguasa”: surat Seorang Negarawan Kepala Pemimpin Republik” (1987).
mengamati dan membahas secara mendalam mengenai praktik-praktik politik yang dilakukan oleh para Pangeran. Salah satu hasil pengamatan iru tampak dalam bukunya yang terkenal berjudul II Principe. Buku tersebut telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, dengan judul “Sang penguasa”: surat Seorang Negarawan Kepala Pemimpin Republik” (1987).
Menurut Machiavelli, ideologi
pada dasarnya berkenaan dengan siasat dalam berpolitik praktik. Siasat itu
terutama tampak dalam tiga hal. Pertama,
kecenderungan orang melakukan penilaian keadaan berdasarkan kepentingannya. Kedua, konsepsi-konsepsi keagamaan
seringkali digunakan untuk menggalang kekuasaan dan melakukan dominasi. Ketiga, kebutuhan untuk menggunakan tipu
daya dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.
Dalam pandangan Machivelli, ideologi hakekatnya adalah pengetahuan
mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya.
2.
Antoine Destut de Tracy (1754-1856): Ilmu
tentang ide-ide
Antoine Destut de Tracy adalah
seorang pemikir Perancis. Ia hidup pada masa-masa terjadinya gejolak revolusi
Perancis. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh rasionalisme Abad Pencerahan. Ia
menulis buku masyur berjudul Les Elements
de L’ideologie. Dalam buku itulah istilah ideologi untuk pertama kali
digunakan. Dengan demikian, de Tracy adalah pencipta istilah tersebut.
3.
Karl Max (1818-1883): Kesadaran Palsu
Lima puluh tahun kemudian, setelah
de Tracy didepak dari senat, ideologi menjadi perhatian kembali. Itu terjadi
berkat pemikiran Karl Max. Max berasal dari Prussia (kini Jerman). Ia
mengemukakan pandangannya mengenai ideologi dalam buku berjudul Die Deutch
Ideologie (Ideologi jerman). Marx memahami ideologi berkebalikan dari
pengertian ideologi enurut de Tracy. Bagi de Tracy, ideologi adalah gagasan
yang sehat, yang sesuai dengan realitas. Sebaliknya menurut Marx, ideologi
adalah kesadaran palsu.
Mengapa disebut kesadaran palsu? Karena ideologi merupakan hasil
pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir. Padahal kesadaran para
pemikir itu (diakui atau tidak) pada dasarnya sangat ditentukan oleh
kepentingannya. Maka, hasil pemikiran yang muncul dalam bentuk ideologi
sesungguhnya tidak lebih dari khayalan (pengandaian-pengandaian spekulatif)
untuk melindungi kepentingan kelas para pemikir itu. Kelas pemikir itu menurut
Marx umumnya adalah kelas penguasa, yang memaksakan ide itu kepada masyarakat.
Dengan demikian, ideologi menurut Marx pada dasarnya adalah
pengandaian-pengandaian spekulatif. Pengandaian-pengandaian spekulatif itu bisa
berupa agama, moralitas, atau keyakinan politik.
4.
Louis Althusser (1918): Pedoman hidup
Pandangan keempat mengenai ideologi dikemukakan oleh Louis Althusser. Ia
adalah murid Marx. Namun, ia tidak setuju dengan pandangan Marx mengenai
ideologi. Menurut Althusser, ideologi memang berisi gagasan spekulatif. Namun,
itu tidak berarti bahwa ideologi adalah kesadaran palsu. Sebab, gagasan
spekulatif itu bukan dimaksudkan untuk menggambarkan realitas. Melainkan gagasan
spekulatif itu dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana manusia
semestinya menjalankan hidupnya.
Jadi ideologi bukanlah jawaban atas pertanyaan ‘apa itu dunia’ melainkan,
jawaban atas pertanyaan ‘bagaimana orang harus menjalani hidup di dunia’. Dengan
demikian, sesungguhnya setiap orang membutuhkan ideologi. Sebab setiap orang
perlu memiliki keyakinan tentang bagaimana semestinya ia menjalankan hidupnya.
Pendek kata, stiap orang membutuhkan pedoman hidup baik sebagai individu
maupun sebagai warga masyarakat.
5.
Prof. Padmo Wahyono, SH.
Ideologi diberi makna sebagai pandangan hidup bangsa, falsafah hidup
bangsa, yang berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan dan akan
direalisasi di dalam kehidupan berkelompok. Ideologi ini akan memberikan
dinamika gerak menuju apa yang dicita-citakan.
6.
Dr. Alfian
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap
benar dan adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
7.
Laboratorium IKIP Malang
Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita-cita, serta pedoman dan
metode melaksanakan/mewujudkannya.
8.
Kamus Ilmiah Populer
Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu sistem politik,
paham, kepercayaan, dst.
9.
Moerdiono
Ideologi adalah komplektisitas pengetahuan dan nilai yang secara
keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk engelolanya.
10.
Encyclopedia International
Ideologi adalah “system of ideas, belief, and attitudes which underlie
the way of live in a particular group, class, or society” (sistem gagasan,
keyakinan, dan sikap yang mendasari cara hidup suatu kelompok, kelas, atau
masyarakat tertentu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar